Suara.com - Tahun 2019 akan dikenang dalam tinta hitam oleh Samsung Indonesia: untuk pertama kalinya sejak tahun 2016, raksasa asal Korea Selatan itu terjatuh dari takhta raja ponsel di Tanah Air.
Dua firma riset pasar terkemuka, IDC dan Canalys belum lama ini mengumumkan bahwa di kuartal III 2019 penguasa pasar ponsel Indonesia telah jatuh ke tangan Oppo. Samsung yang merebut penguasa pasar ponsel Indonesia setelah mengalahkan Asus di 2016, juga kalah dari Xiaomi dan Vivo.
Di kuartal ketiga 2019, demikian menurut IDC, Samsung hanya menguasai 19,4 persen pasar. Di sisi lain Oppo membukukan penguasaan pasar sebesar 26,2 persen dan Vivo merebut 22,8 persen.
Menurut Canalys hingga Q3 2019, posisi teratas diambil alih Oppo dengan raihan 23 persen, disusul Xiaomi dengan market share 22 persen. Samsung dipaksa harus puas bertengger di urutan ketiga dalam daftar ini karena hanya memperoleh pangsa pasar 21 persen.
Jika kembali ke belakang, Samsung terlihat kokoh sejak catur wulan III 2016. Saat itu, menguasai 32,2 persen pasar. Pun begitu dengan periode sama di dua tahun berikutnya, Samsung masih unggul atas kompetitornya di Q3 2017 dengan raihan 30 persen dan Q3 2018 dengan torehan 28 persen.
Data dua firma itu disanggah oleh Samsung. Mengutip riset Counterpoint Samsung mengklaim masih menguasai pasar ponsel Indonesia karena berhasil menguasai 22 persen pangsa pasar.
Kendati ada perbedaan hasil riset yang dirilis oleh ketiga lembaga riset tersebut, satu benang merah yang bisa disimpulkan dari paparan tersebut adalah penurunan pangsa pasar Samsung di Indonesia.
Lantas, apa yang membuat hal itu terjadi?
Samsung kurang agresif
Untuk mengetahui alasan jatuhnya Samsung di pasar ponsel Indonesia, Suara.com pun berkonsultasi kepada Risky Febrian, Market Analyst IDC Indonesia dalam sebuah wawancara eksklusif, belum lama ini.
Menurut Risky, tekanan dari vendor ponsel asal China menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan pangsa pasar ponsel Samsung di Indonesia tahun 2019.
"Oppo, Vivo, dan Realme sangat agresif meluncurkan ponsel baru di tahun ini. Sementara Xiaomi, memang sedikit merilis (ponsel baru), tapi fans base-nya banyak di sini," ujar Risky.
Sebagai informasi, Realme merilis lebih dari 10 model ponsel di tahun pertama mereka beroperasi di Indonesia. Pun begitu dengan Oppo dan Vivo yang meluncurkan lebih dari 5 model baru.
Memang, diakui Risky, Samsung merespon gempuran tersebut dengan cepat, karena di awal tahun mereka memperkenalkan seri Galaxy A dan Galaxy M.
Harga terlalu mahal
Hanya saja, Samsung kurang berani bermain dengan harga murah. Lain halnya dengan kompetitor mereka dari China yang jor-joran menawarkan ponsel spek tinggi, namun dibanderol dengan harga yang relatif terjangkau.
"Mereka (ponsel China) berani membawa ponsel spek tinggi dengan harga murah. Sementara Samsung, dalam beberapa tahun terakhir, menempatkan diri sebagai ponsel kelas premium. Namun perlu dicatat, orang Indonesia itu sangat sensitif dengan harga," imbuhnya.
Alih-alih merespon tekanan China dengan membanjiri produk baru dari segmen menengah ke bawah, Risky justru melihat fenomena tersebut sebagai bumerang untuk Samsung.
"Samsung terlalu cepat meluncurkan ponsel baru yang speknya tidak terlalu jauh berbeda dengan ponsel sebelumnya. Awal tahun, Galaxy A dan Galaxy M banyak muncul, tapi nggak sampai setahun sudah ada versi barunya (Galaxy A10s, Galaxy M30s, dll)," terang Risky.
Jarak peluncuran ponsel baru yang terlalu cepat, namun speknya tidak terlalu jauh berbeda itulah yang dinilai Risky justru membingungkan konsumen.
Sementara di sisi lain, Oppo, Vivo, Xiaomi, dan Realme memang sering mengeluarkan ponsel baru, namun dengan perbadingan spek dan harga yang dikemas lebih menarik.
"Samsung berusaha memperbaiki situasi dengan menawarkan ponsel di segmen low end. Tapi soal harga, price to specs yang ditawarkan ponsel China lebih menarik," tutup Risky.
Teknologi - Terkini - Google Berita
January 01, 2020 at 08:15AM
https://ift.tt/2ZFL0vw
Terpuruk di 2019, Ini Daftar Kesalahan Samsung di Indonesia - Suara.com
Teknologi - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/2ZG5aJj
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terpuruk di 2019, Ini Daftar Kesalahan Samsung di Indonesia - Suara.com"
Post a Comment