Jakarta, Selular.ID – Merebaknya virus corona, membuat pengiriman smartphone di China amblas. Tercatat pada Februari 2020, Apple hanya mengirimkan sekitar setengah juta iPhone karena melemahnya permintaan.
Data dari Akademi Teknologi Informasi dan Komunikasi China (CAICT) menunjukkan total pengiriman keseluruhan vendor, turun 54,7 persen tahun-ke-tahun menjadi 6,3 juta unit. Selama dua bulan terakhir, pengiriman anjlok 42,1 persen menjadi hanya 26,7 juta unit.
Itu adalah level terendah sejak Februari 2012, ketika CAICT mulai merilis data, demikian laporan kantor berita Reuters.
Berdasarkan data CAICT, merek multinasional menyumbang 8,2 persen pengiriman pada Februari, di mana Apple diperkirakan telah mengirim sekitar 500.000 iPhone, turun 61 persen.
CAICT menambahkan bahwa peluncuran smartphone baru pada Januari dan Februari, juga menurun sebesar 31 persen menjadi 40 model saja.
Pada akhir Januari lalu, seiring dengan mulai meningkatnya jumlah korban akibat virus corona, pemerintah Cina membatasi perjalanan, menutup pabrik dan meminta masyarakat untuk bekerja dari rumah dalam upaya membatasi penyebaran virus mematikan itu.
Langkah itu diikuti oleh semua pabrikan, termasuk Apple. Raksasa asal Cupertino itu, akhirnya menutup sementara semua gerai ritelnya di daratan China pada awal Februari 2020.
Wabah virus corona memang membuat vendor smartphone di China kalang kabut. Namun turunnya permintaan di negeri tirai bambu sudah diprediksi sebelumnya oleh berbagai lembaga riset terkemuka.
Dalam kajian yang diterbitkan pada Februari lalu, IDC menyimpulkan bahwa pasar smartphone Cina akan menghadapi tantangan lain dengan wabah Corona.
Hal ini tidak hanya akan mempengaruhi kinerja pasar secara keseluruhan pada Q1 2020 tetapi juga akan memiliki efek jangka panjang sepanjang 2020.
Padahal, tanpa virus corona, pasar smartphone Cina pada 2019 juga sudah menyusut. Negara ini telah mengalami penurunan pengiriman ponsel selama tiga tahun berturut-turut.
Menurut statistik, pasar menyusut 7,5% pada 2019 dibandingkan 2018, yang merupakan penurunan 11 kuartal berturut-turut.
Sangeetika Srivastava, Analis Riset Senior IDC, mengatakan bahwa China sebagai pasar ponsel cerdas terbesar, akan menerima pukulan terbesar, sementara wilayah besar lainnya akan merasakan dampak dari gangguan rantai pasokan.
Srivastava menambahkan, manufaktur dan logistik akan membutuhkan beberapa kuartal untuk pulih karena tantangan transportasi memengaruhi kembalinya pekerja China.
China akan melihat “guncangan permintaan” untuk beberapa kuartal, tetapi ini akan dikurangi pada akhir tahun dengan bantuan pemerintah dan subsidi.
Meski demikian, Manajer Riset IDC Asia-Pasifik Will Wong memperingatkan pasar China akan mengalami penurunan pengiriman persen per tahun pada kuartal pertama 2020 sebesar 40 persen.
“Pembeli akan membeli dari saluran online, yang akan menjelaskan peningkatan jumlah ponsel yang dijual secara signifikan pada paruh pertama 2020 dan mungkin mewakili perubahan permanen dalam perilaku pembelian,” tambah Wong.
Dengan melemahnya permintaan, IDC memperkirakan wabah Covid-19 (corona virus) akan menyebabkan penurunan 2,3 persen tahun-ke-tahun. Sehingga total pengiriman hanya akan menjadi 1,3 miliar unit pada 2020.
Padahal dalam riset sebelumnya yang dikeluarkan pada akhir 2019, IDC memperkirakan pasar ponsel pintar global akan tumbuh 1,5 persen sepanjang 2020 menjadi 1,4 miliar unit, karena permintaan yang kuat, terutama untuk perangkat 5G di China.
Seperti halnya IDC, lembaga riset consumer TrendForce juga memprediksi permintaan smartphone di China akan turun secara signifikan.
Lembaga riset yang berbasis di Taipe itu, memperkirakan produksi smartphone global turun drastis pada kuartal pertama 2020, sebesar 12 persen ke angka 275 juta unit yang merupakan level terendah dalam lima tahun terakhir.
Menurut kajian TrendForce, sejumlah vendor terkemuka akan menerima dampak dari wabah virus corona. Huawei menjadi produsen yang mengalami dampak penurunan produksi terbesar, yakni 15 persen menjadi 42,5 juta unit.
Disusul oleh Vivo (15 persen) ke 1,5 juta unit, Oppo (14 persen) menjadi 2,4 juta unit, dan Xiaomi (10 persen) ke angka 2,47 juta unit.
Anjloknya penjualan ponsel di China sebesar 54,7%, memang langsung berdampak pada kinerja Huawei. Pasalnya, Huawei adalah penguasa pasar domestik.
Pada kuartal ketiga tahun lalu, penguasaan pasar Huawei mencapai rekor sebesar 42%. Meroketnya market share tersebut, tak lepas dari dukungan konsumen di China yang tak ingin Huawei terus digencet oleh AS karena tuduhan menjadi bagian dari praktek spionase.
Sayangnya, laju penjualan Huawei harus terhenti karena wabah virus corona yang hingga kini telah menewaskan ribuan orang di China dan seluruh dunia.
Meski pasar smartphone China saat ini berada pada titik nadir, namun Wedbush Securities, sebuah perusahaan investasi, memprediksi permintaan di pasar domestik mulai normal pada paruh kedua 2020.
Wedbush juga tetap optimis terhadap Apple, menjelang peluncuran iPhone 5G yang diharapkan dapat dilakukan pada akhir tahun ini.
Teknologi - Terbaru - Google Berita
March 11, 2020 at 07:00AM
https://ift.tt/38CZuzq
Pasar Smartphone di China Amblas Lebih Dari 50 Persen - Selular.ID
Teknologi - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/2ZG5aJj
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pasar Smartphone di China Amblas Lebih Dari 50 Persen - Selular.ID"
Post a Comment