Search

Setelah Google, Senat AS Turut Larang Rapat Online via Zoom - CyberNews

Cyberthreat.id – Setelah Google melarang karyawannya memakai Zoom di laptop kerjanya mulai pekan ini, giliran Senat Amerika Serikat juga resmi menghentikan pemakaian aplikasi telekonferensi video itu untuk rapat-rapat virtualnya.

“Senat AS telah menginstruksikan kepada anggotanya untuk tidak menggunakan aplikasi Zoom karena masalah keamanan data,” tulis Financial Times, Kamis (9 April) seperti dikutip Reuters.

Para senator AS pun diminta untuk menggunakan platform alternatif selama melakukan pekerjaan jarak jauh di tengah pandemi Covid-19. Zoom Communication Video Inc., pengembang aplikasi, belum memberikan komentar terkait keputusan Senat AS tersebut.


Berita Terkait:


Aplikasi yang didirikan oleh miliarder Eric Yuan itu memang sedang naik daun selama wabah Covid-19 karena banyak orang harus bekerja dari rumah. Aplikasi ini menjadi pesaing kuat Hangout Meet milik Google dan Microsoft Teams buatan Microsoft Inc. Pada Maret lalu, 200 juta orang menggunakan Zoom setiap hari dibandingkan dengan hanya 10 juta pada Desember 2020.

Sayangnya, pertumbuhan Zoom telah “dirusak” oleh kekhawatiran seputar keamanan dan privasi layanan. Bulan lalu, laporan Motherboard menunjukkan, aplikasi yang dipakai di iPhone dan iPad mengirim diam-diam data perangkat pengguna ke Facebook, termasuk orang-orang yang tidak memiliki akun Facebook.

Miliarder Eric Yuan sekaligus CEO Zoom. | Foto: Bloomberg/Michael Nagle


Berita Terkait:


Sejak temuan itu, Zoom menghentikan pengiriman data ke Facebook sehari kemudian. Namun, masalah muncul segera setelah itu. Seorang mantan peretas National Security Agency (NSA) menemukan masalah keamanan Zoom yang dapat memungkinkan aktor jahat mengontrol mikrofon dan webcam pengguna dan mendapatkan kendali atas Apple iMacs.

The Intercept juga melaporkan, Zoom sebenarnya tidak dienkripsi dengan cara yang diklaim perusahaan dengan enkripsi end-to-end (E2E). Citizen Lab juga menemukan bahwa kunci enkripsi platform bisa dikirim ke server di China. Setelah temuan itu, CEO Eric Yuan meminta maaf atas kekeliruan perusahaannya. Ia mengakui ada kesalahan konfigurasi server dan telah memperbaikinya.

Google bukan perusahaan pertama yang melarang karyawan menggunakan Zoom. Awal bulan ini, perusahaan milik miliarder Elon Musk, SpaceX, juga melarang karyawan dengan alasan masalah privasi dan keamanan yang signifikan. Zoom juga menghadapi gugatan class action di California.


Berita Terkait:


Setelah itu, Departemen Pendidikan New York City juga mendesak sekolah-sekolah untuk meninggalkan Zoom dan beralih ke layanan dari Microsoft.

Terakhir, pemerintah Taiwan juga melakukan hal serupa untuk meminta kantor-kantor pemerintah tak memakai Zoom dan beralih ke aplikasi lain, seperti Hangout Meet atau Microsoft Teams.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Zoom telah merekrut mantan kepala keamanan Facebook Alex Stamos sebagai penasihat dan membentuk dewan penasihat untuk melihat praktik privasi dan keselamatannya.[]

Let's block ads! (Why?)



Teknologi - Terbaru - Google Berita
April 10, 2020 at 10:32AM
https://ift.tt/3c5Wb5L

Setelah Google, Senat AS Turut Larang Rapat Online via Zoom - CyberNews
Teknologi - Terbaru - Google Berita
https://ift.tt/2ZG5aJj

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Setelah Google, Senat AS Turut Larang Rapat Online via Zoom - CyberNews"

Post a Comment

Powered by Blogger.