
Pada awal didirikan oleh Brian Acton dan Jan Koum, WhatsApp merupakan aplikasi perpesanan sebagai alternatif dari layanan SMS yang mahal. Layanan ini diberikan secara gratis.
WhatsApp pernah mencoba mencari uang dari layanan. Bentuknya biaya berlangganan sebesar US$1 per tahun. Biaya ini diterapkan pada beberapa pengguna namun akhirnya layanan ini digratiskan.
Lalu, WhatsApp juga pernah ingin mencoba memonetisasi bisnis dengan menjadi layanan pengganti SMS ke penumpang pesawat. Jadi maskapai akan mengingatkan waktu keberangkatan dengan mengirimkan pesan WhatsApp. Tetapi kelanjutan model bisnis ini tak jelas.
Nah, kini Facebook akan memonetisasi bisnis WhatsApp dengan mengizinkan iklan di platform. Hal ini diumumkan pada Facebook Marketing Summit di Berlin, Jerman pada Mei 2019.
Adalah analis media sosial Matt Navarra yang membocorkan hal ini melalui media sosial twitter miliknya. Dalam cuitannya ia menuliskan WhatsApp Status (Stories) akan kehadiran iklan di 2020.
Dalam cuitannya, Matt Navarra mengatakan iklan tersebut akan disisipkan di WhatsApp Status (stories). Bentuknya sama dengan penyelipan iklan di IG Stories dan Facebook Stories.
Informasi saja, Facebook mengakuisisi WhatsApp pada 2014 silam senilai US$19 miliar. Pembayarannya dalam bentuk uang tunai dan ditukar dengan saham Facebook.
Dua pendiri WhatsApp mengumumkan mengundurkan diri dari Facebook pada 2018. Berdasarkan informasi yang beredar keduanya meninggalkan perusahaan karena tak sepakat dengan cara Mark Zuckerberg menggunakan data pengguna dan memonetisasi WhatsApp dengan memunculkan iklan.
(roy/roy)Teknologi - Terkini - Google Berita
January 06, 2020 at 01:04PM
https://ift.tt/39HYID2
10 Tahun Beri Layanan Gratis, Akhirnya WhatsApp Cari Duit - CNBC Indonesia
Teknologi - Terkini - Google Berita
https://ift.tt/2ZG5aJj
Bagikan Berita Ini
0 Response to "10 Tahun Beri Layanan Gratis, Akhirnya WhatsApp Cari Duit - CNBC Indonesia"
Post a Comment